Minggu, 15 Mei 2011

ikan belut

1.      PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Belut adalah jenis ikan darat yang tidak bersisik dan mampu hidup di air keruh. Hewan ini merupakan ikan darat yang tidak bersirip dan banyak dijumpai didaerah persawahan dan di rawa-rawa. Pada musim kemarau, belut membuat lubang didalam tanah yang lembab sebagai upaya untuk mempertahankan hidup.
Sebagian besar belut dipasaran masih merupakan hasil tangkapan dari alam. Sedangkan budidayanya sangat sedikit dan nyaris terseok-seok. Belut termasuk komoditas perikanan yang membutuhkan perlakuan berbeda dari ikan lain pada umumnya, sebab karakter hidupnya di lumpur yang menjadikannya berbeda.




















1.2  Rumusan Masalah
·         Pengenalan ikan belut ?
·         Klasifikasi ikan belut ?
·         Morfologi ikan belut ?
·         Habitat ikan belut ?
·         Kebiasaan ikan belut ?
·         Manfaat ikan belut ?

1.3  Tujuan
·         Untuk menjelaskan tentang ikan belut.
·         Untuk menjelaskan klasifikasi ikan belut.
·         Untuk menjelaskan morfologi ikan belut.
·         Untuk menjelaskan habitat ikan belut.
·         Untuk menjelaskan kebiasaan ikan belut.
·         Untuk menjelaskan manfaat ikan belut.

















2.      ISI

2.1  Pengenalan Ikan Belut






Belut adalah jenis ikan darat yang tidak bersisik dan mampu hidup di air keruh. Hewan ini merupakan ikan darat yang tidak bersirip dan banyak dijumpai didaerah persawahan dan di rawa-rawa. Pada musim kemarau, belut membuat lubang didalam tanah yang lembab sebagai upaya untuk mempertahankan hidup. Di Negara kita, daerah penyebarannya, ada di daerah Jawa, Madura, Bali, NTB, Flores, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawaesi.
Sebagian besar belut dipasaran masih merupakan hasil tangkapan dari alam. Sedangkan budidayanya sangat sedikit dan nyaris terseok-seok. Belut termasuk komoditas perikanan yang membutuhkan perlakuan berbeda dari ikan lain pada umumnya, sebab karakter hidupnya di lumpur yang menjadikannya berbeda.
            Terdapat tiga jenis belut yang dikenal selama ini, yaitu : Belut Sawah (Monopterus albus), Belut Rawa (Synbrancus bengalensis) dan Belut laut (Macrotema caligans).
Belut sawah memiliki ukuran panjang tubuh 20 kali dari lebar badannya, serta memiliki tiga lengkung insang.Sedangkan belut rawa memiliki ukuran panjang tubuh 30 kali dari lebar badannya, serta memiliki 4 lengkung insang. Sedangkan belut laut memiliki mata yang sangat kecil dan 4 lengkung insang. Belut sawah memiliki ukurang panjang rata-rata antara 25-40 cm dengan diameter sekitar 1,5 cm.


2.2  Klasfikasi Ikan Belut
Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas        : Pisces
Subkelas  : Teleostei
Ordo        : Synbranchoidae
Famili       : Synbranchidae
Genus      : Synbranchus
Species     : Synbranchus bengalensis Mc clell (jenis rawa); Monopterus albus                Zuieuw (jenis sawah); Macrotema caligans Cant (jenis kali/laut)

2.3  Morfologi Ikan Belut
Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat kecil, sehingga hampir tidak terlihat oleh mata.
Ukuran tubuh bervariasi, kebanyakan tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua jenis ikan ini adalah pemangsa. Biasanya memangsa hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.

2.4  Habitat Ikan Belut
Habitat belut tersebar luas di perairan air tawar, baik perairan dangkal berlumpur, tepian sungai, kanal, danau dan kolam dengan dengan kedalaman kurang dari 1 meter. Pada habitat aslinya, media hidup belut berupa 80 % Lumpur dan 20 % air.  Karena belut memiliki alat Bantu pernapasan berupa kulit tipis berlendir yang terletak pada rongga mulutnya. Belut juga sangat toleran terhadap daerah bertemperatur dingin.
Belut merupakan ikan yang dapat beradaptasi dengan baik, selama tempat tersebut mengandung air, jadi tidak membutuhkan iklim dan geografis spesifik.


2.5 Kebiasaan Ikan Belut
Belut sangat menyukai perairan yang bersih dan kaya oksigen. Selama masa pertumbuhan, perubahan air menjadi basa, sering terjadi pada kolam pemeliharaan. Hal ini disebabkan antara lain tingginya kadar ammonia, seiring dengan bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme (pambusukan). Air basa akan tampak merah kecokelatan. Untuk mengatasinya diperlukan pergantian / sirkulasi air yang baik.
Secara alamiah, belut memakan makanan yang lebih kecil, seperti serangga, cacing, anak kodok, siput atau keong dan anak ikan. Karena sifat belut yang karnivora (pemakan daging), untuk mencegah kanibalisme belut, pemberian pakan perlu diperhatikan dengan baik, yaitu pakan yang mengandung protein tinggi,seperti keong mas (yang telah di rebus dan dicacah) bisa juga ayam yang telah mati namun harus dibakar lebih dahulu hingga matang (bulu-bulunya habis terbakar).

2.6  Manfaat Ikan Belut
·         Sumber Energi dan Protein
Dilihat dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g).  Hal itulah yang menyebabkan belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber energi.
Nilai protein pada belut (18,4 g/100 g daging) setara dengan protein daging sapi (18,8 g/100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas cukup baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin dan isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga kesetimbangan nitrogen pada orang dewasa.
Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Asam glutamat sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter.
Tingginya kadar asam glutamat pada belut menjadikan belut berasa enak dan gurih. Dalam proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa monosodium glutamat (MSG).
Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
·         Kaya Mineral dan Vitamin
Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu.
Zat besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat besi adalah lemah, letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
                        Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
                        Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya.
Jika asupan fosfor kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses reproduksi.
Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses metabolisme tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.















3.      PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapt disimpulkan :
·         Belut adalah jenis ikan darat yang tidak bersisik dan mampu hidup di air keruh.
·         Belut dibagi menjadi 3 yaitu : belut sawah, belut rawa, dan belut laut.
·         Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir
·         Biasanyabelut  memangsa hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.
·         Belut tersebar luas di perairan air tawar, baik perairan dangkal berlumpur, tepian sungai, kanal, danau dan kolam dengan dengan kedalaman kurang dari 1 meter.
·         Manfaat dari belut adalah : sumber energy dan protein dan kaya akan mineral dan vitamin.
















DAFTAR PUSTAKA

-          Anne, 2011. Ikan Belut. http://www.anneahira.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011, pukul 12.47 WIB.
-          Mase, 2011. Manfaat Belut Untuk Tulang. http://masenchipz.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011, pukul 12.41 WIB.
-          Mitra, 2010. Pengenalan Ikan Belut. http://belutmitrasukses.blogspot.com. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011, pukul 12.06 WIB.
-          Sentra, 2011. Sejarah Tentang Belut. http://www.iptek.net.id. Diakses pada tanggal 14 Mei 2011, pukul 12.35 WIB.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar